Bagaimana Cara Melakukan Penelitian Sejarah Secara Sederhana
January 15, 2020
Bagaimana Cara Mudah Melakukan Penelitian Sejarah Secara Sederhana. Berikut ini membahas langkah-langkah dalam melakukan penelitian sejarah. Mungkin diantara kita ada yang bertanya, mengapa penelitian sejarah harus dilakukan dan apa tujuannya?, apa sajakah langkah-langkah penelitian sejarah itu?. Ini adalah pertanyaan yang sangat bagus. Kita perlu mengingat bahwa sejarah merupakan salah satu ilmu pengetahuan sehingga dalam perkembangannya sejarah harus dilakukan melalui penelitian.
Lalu, apa yang dinamakan dengan ilmu?, bagaimana ciri-cirinya?.
Secara bahasa, ilmu berasal dari bahasa Arab yakni ‘alama yang memiliki arti pengetahuan. Kata pengetahuan disejajarkan dengan kata science dalam bahasa Inggris. Kata science sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno dari kata scio atau scire yang memiliki arti pengetahuan. Berbicara terkait ilmu, pada hakekatnya suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila tersusun secara sistematis dari suatu subjek yang pasti. Oleh karena itulah suatu pengetahuan belum tentu bisa dikatakan sebagai ilmu namun suatu ilmu sudah barang tentu mengandung suatu pengetahuan.
Ada enam ciri-ciri ilmu pengetahuan antara lain memiliki seperangkat pengetahuan yang sistematis, memiliki metode penelitian yang efektif, memiliki objek kajian, memiliki rumusan kebenaran secara umum, bersifat objektif serta dapat memberikan sebuah perkiraan.
Ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis pasti memiliki metode yang efektif. Metode ini secara umum dapat dianggap sebagai sebuah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menerangkan objek-objek yang menjadi bahan kajiannya. Begitu pun dalam sejarah.
Di dalam ilmu pengetahuan sejarah, sebuah langkah-langkah penelitian sejarah harus dilakukan untuk menerangkan sebuah fakta penting yang menyangkut kehidupan manusia di masa lampau. Dari fakta-fakta masa lampau ini jika saling dihubungkan akan menghasilkan rumusan kebenaran secara umum atau yang kita sebut sebagai teori. Kebenaran ini adalah kebenaran menurut ilmu pengetahuan yakni kebenaran yang bersifat rasional, empiris dan sementara.
Rasional itu berarti harus sesuai dengan logika ilmu pengetahuan. Empiris itu berarti bahwa kebenaran harus bersifat fakta, bukan opini. Sedangkan sementara berarti bahwa kebenaran ilmu pengetahuan ini tidaklah bersifat mutlak. Jika suatu saat suatu teori dapat dibantah dengan bukti dan teori yang lebih kuat, maka perubahan teori yang selama ini digunakan bisa saja terjadi. Inilah yang menyebabkan ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.
Penjelasan terkait Definisi Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah adalah salah satu metodeyang meneliti tentang apa yang terjadi di masa lalu atau masa lampau. Dalam meneliti sebuah sejarah tidaklah mudah, ada banyak langkah dan tahapan yang harus dilakukan oleh seorang sejarawan. Seperti apakah metodenya?
Definisi dan Penjelasan Sejarah Secara Sederhana
Definisi Sejarah adalah studi tentang masa lalu, terutama orang-orang dan peristiwa-peristiwa di masa lalu. Manusia selalu tertarik pada masa lalu, karena berbagai alasan. Sejarah bisa menjadi kisah yang luar biasa karena cerita yang ada di masa lalu. Setiap generasi yang lewat menambahkan babnya sendiri ke dalam sejarah sambil menafsirkan kembali dan menemukan hal-hal baru dalam bab-bab yang sudah ditulis.
Sejarah juga memberi identitas; dengan memahami dari mana manusia berasal dan dapat lebih memahami siapa dirinya sebenarnya. Sejarah memberikan konteks bagi kehidupan manusia dan keberadaannya, membantu untuk memahami apa yang terjadi dan bagaimana manusia mendekati masa depan.
Sejarah mengajarkan apa artinya menjadi manusia, menyoroti pencapaian besar dan kesalahan besar manusia. Langkah-langkah penulisan sejarah mengacu pada waktu sebelumnya, orang-orang dan masyarakat yang menghuninya dan peristiwa yang terjadi di sana. Sejarah menggambarkan upaya manusia untuk menyelidiki, mempelajari, dan menjelaskan masa lalu.
Langkah penelitian sejarah adalah perbedaan yang halus tetapi itulah yang penting. Apa yang terjadi di masa lalu adalah tetap pada waktunya dan tidak dapat diubah. Namun, sejarah berubah secara teratur.. Sejarah itu sendiri adalah kumpulan dari ribuan cerita tentang masa lalu, diceritakan oleh banyak orang yang berbeda.
Karena ada begitu banyak cerita, mereka sering berubah-ubah, kontradiktif dan saling bertentangan. Dan seperti semua cerita, sejarah dapat direvisi dan ditafsirkan kembali. Setiap generasi memandang masa lalu melalui matanya sendiri. Semua menerapkan standar, prioritas dan nilai yang berbeda tentang masa lalu. Studi tentang bagaimana sejarah berbeda dan telah berubah dari waktu ke waktu disebut historiografi .
Seperti narasi sejarah itu sendiri, pemahaman tentang apa sejarah itu dan bentuknya harus fleksibel dan terbuka untuk diperdebatkan. Selama orang mempelajari sejarah, para sejarawan telah mempresentasikan ide-ide berbeda tentang bagaimana masa lalu harus dipelajari, dibangun, ditulis, dan ditafsirkan. Sebagai akibatnya, sejarawan dapat mendekati sejarah dengan cara yang berbeda, menggunakan ide dan metode yang berbeda dan berfokus pada atau memprioritaskan aspek yang berbeda.
Berikut Beberapa Langkah-langkah Cara Melakukan Penelitian Sejarah Secara Sederhana
1. Langkah-langkah Heuristik
Heuristik berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata heurishein yang artinya memperoleh atau menemukan. G.J. Reiner (1997) berpendapat bahwa heuristik merupakan suatu teknik untuk mencari dan mengumpulkan sumber. Nah, dalam hal ini seorang sejarawan yang sedang melakukan penelitian akan berusaha mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berupa jejak-jejak peristiwa sejarah.
Sebelum mengumpulkan jejak-jejak sejarah seorang peneliti diharuskan telah menentukan dan memahami atau menguasai topik penelitiannya. Dengan kata lain, seorang peneliti harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang informasi peristiwa yang tengah diselidiki. Hal ini dikarenakan jejak-jejak sejarah sangatlah beragam. Kita ingat bahwa sejarah terdiri dari begitu banyak periode yang terbagi-bagi atas begitu banyak bidang seperti politik, sosial, ekonomi, militer, budaya dan sebagainya. Nah, untuk mempermudah dalam penelitian, maka dilakukan upaya penggolongan atau klasifikasi terhadap sumber sejarah yang dikumpulkan.
Sumber sejarah secara umum dapat dibedakan menjadi sumber sejarah primer (dibuat oleh tangan pertama) dan sekunder (dibuat berdasarkan sumber tangan pertama). Sumber primer harus ditentukan lebih dahulu (diutamakan). Kita bisa mencari sumber ini dengan mengumpulkan keterangan para saksi mata sejarah yang ada dalam dokumen, catatan rapat, arsip organisasi dan sebagainya. Selain itu kita juga bisa mengambil sumber primer dengan cara meng-interview atau mewawancarai langsung si pelaku atau saksi sejarah yang masih hidup. Nah, jika hal ini dirasa cukup sulit, maka pengumpulan sumber sejarah sekunder bisa dilakukan. Sumber ini bisa di dapat dari majalah, buku-buku, koran dan sebagainya.
2. Langkah-langkah Verifikasi atau Kritik Sumber
Nah, setelah semua sumber sejarah terkumpul langkah penelitian sejarah selanjutnya yakni proses verifikasi atau kritik sumber. Pada proses ini semua sumber sejarah akan diuji tentang keasliannya dan kredibilitasnya.
a. Keaslian Sumber atau Otentisitas (kritik ekstern)
Seorang sejarawan atau peneliti dapat mengecek keaslian sumber sejarah dari segi fisiknya. Misalnya jika sumber sejarah tersebut berupa tulisan, maka bisa dilakukan pengecekan usia kertas atau tinta yang digunakan, bahan kertas, bahasa yang digunakan, gaya tulisan yang digunakan dll. Hasil pengecekan akan dicocokkan dengan keadaan sesuai masa tejadinya peristiwa sejarah yang sedang diteliti -apakah sama atau tidak?-.
b. Kesahihan Sumber atau Kredibilitas (kritik intern)
Kesaksian tokoh atau pelaku sejarah atau saksi sejarah merupakan hal pokok atau primer untuk sebuah sumber sejarah namun bisa saja sumber sejarah yang satu ini mengalami kesalahan atau kekeliruan. Gilbert J. Garraghan (Tahun 1957) berpendapat bahwa kekeliruan saksi ini dapat disebabkan oleh dua hal yakni:
1) Kekeliruan saksi dalam menjelaskan, menginterpretasikan serta menarik kesimpulan dari suatu sumber sejarah.
2) Kekeliruan dalam sumber formal yang digunakan.
Kekeliruan ini dapat disebabkan karena disengaja, keterangan saksi yang tidak bisa dipercaya atau para saksi yang secara terbukti tidak jujur, tidak cermat atau tidak mampu menjelaskan kesaksiannya dengan benar dan baik. Nah, untuk meminimalisir kekeliruan ini, maka seorang peneliti harus menelusuri kredibilitas sumber berdasarkan proses-proses dalam kesaksian.
3. Langkah-langkah Interpretasi atau penafsiran
Interpretasi dalam sejarah merupakan penafsiran kembali terhadap suatu peristiwa sejarah yang kemudian akan memberikan pandangan atau pendapat teoritis yang ilmiah. Interpretasi atau penafsiran dapat dilakukan dengan cara menganalisis sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi sehingga nantinya akan diperoleh makna dan hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya. Hasil dari interperetasi adalah sejarah sebagai kisah yang isinya bisa saja bersifat subjektif antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya meskipun topik yang diteliti sama.
Interpretasi dalam sejarah merupakan penafsiran kembali terhadap suatu peristiwa sejarah yang kemudian akan memberikan pandangan atau pendapat teoritis yang ilmiah. Interpretasi atau penafsiran dapat dilakukan dengan cara menganalisis sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi sehingga nantinya akan diperoleh makna dan hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya. Hasil dari interperetasi adalah sejarah sebagai kisah yang isinya bisa saja bersifat subjektif antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya meskipun topik yang diteliti sama.
4. Langkah-langkah Historiografi
Sebuah peristiwa sejarah itu berjalan secara berkesinambungan yang berarti bahwa bisa jadi pada sebuah peristiwa akan bisa disusul dengan terjadinya peristiwa lainnya dan begitu seterusnya sehingga membentuk semacam cerita yang tak terputus. Nah, di historiografi ini, kisah yang panjang tersebut akan dipisahkan dalam beberapa periode dimana setiap periode akan mengisahkan suatu kejadian yang khas.
Historiografi merupakan puncak dari sebuah penelitian sejarah dimana pada bagian akhir dari ini, seorang peneliti atau sejahrawan akan menyusun suatu kisah sejarah sesuai kaedah keilmuan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni kecermatan dalam penyusunan kronologis, penafsiran sejarah harus seobjektif mungkin (walaupun sulit untuk dihindari), penulisan sejarah harus mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah bahasa, peristiwa sejarah mana sajakah yang dianggap patut untuk dicatat, menghubungkan peristiwa- peristiwa tersebut satu sama lain dan penggunaan sumber-sumber.
Pemahaman tentang langkah-langkah penelitian sejarah ini sangat diperlukan oleh seseorang yang hendak melakukan penelitian terhadap penelitian sejarah.
Sebuah peristiwa sejarah itu berjalan secara berkesinambungan yang berarti bahwa bisa jadi pada sebuah peristiwa akan bisa disusul dengan terjadinya peristiwa lainnya dan begitu seterusnya sehingga membentuk semacam cerita yang tak terputus. Nah, di historiografi ini, kisah yang panjang tersebut akan dipisahkan dalam beberapa periode dimana setiap periode akan mengisahkan suatu kejadian yang khas.
Historiografi merupakan puncak dari sebuah penelitian sejarah dimana pada bagian akhir dari ini, seorang peneliti atau sejahrawan akan menyusun suatu kisah sejarah sesuai kaedah keilmuan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni kecermatan dalam penyusunan kronologis, penafsiran sejarah harus seobjektif mungkin (walaupun sulit untuk dihindari), penulisan sejarah harus mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah bahasa, peristiwa sejarah mana sajakah yang dianggap patut untuk dicatat, menghubungkan peristiwa- peristiwa tersebut satu sama lain dan penggunaan sumber-sumber.
Pemahaman tentang langkah-langkah penelitian sejarah ini sangat diperlukan oleh seseorang yang hendak melakukan penelitian terhadap penelitian sejarah.
Berikut Cara Melakukan Penelitian Sejarah Secara Sederhana
1. Cara Heuristik
Heuristik adalah metode pertama yang dilakukan dalam penelitian sejarah. Pada tahap ini, para peneliti sejarah mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah yang dibutuhkan. Sumber yang bisa digunakan terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Sumber primer: berasal langsung dari para pelaku sejarah, seperti naskah, prasasti, artefak, dokumen-dokumen, foto, bangunan, catatan harian, hasil wawancara, video, dll.
b. Sumber sekunder: sumber sekunder berasal dari pihak yang bukan pelaku sejarah, melainkan pihak lain di luar para pelaku sejarah (peneliti misalnya). Benda-benda yang termasuk sumber sekunder antara lain adalah laporan penelitian, ensiklopedia, catatan lapangan peneliti, buku, dll.
Sebagai contoh, misalnya kamu ingin meneliti satu candi. Kamu harus mengetahui latar belakang candi tersebut melalui laporan penelitian ataupun buku. Kemudian untuk mendapatkan ukuran, foto, dan hal-hal lain yang aktual, kamu perlu mendapatkan data primer sehingga kamu harus mengunjungi candi tersebut secara langsung.
Meski begitu, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah, seperti;
- bahasa: bahasa yang digunakan dalam sumber sejarah bukanlah bahasa yang dipakai saat ini, sehingga sulit dipahami. Misalnya, Bahasa Indonesia kuno atau Bahasa Belanda kuno.
- Usia sumber sejarah: banyak sumber sejarah yang usianya sudah tua, sehingga sangat rapuh jika disentuh/digunakan.
- Akses sumber sejarah: tidak semua orang bisa mengakses sumber sejarah yang dibutuhkan.
- Sulit dipahami: ada beberapa catatan sejarah yang menggunakan tulisan tangan dan terkadang sulit dipahami.
Heuristik adalah metode pertama yang dilakukan dalam penelitian sejarah. Pada tahap ini, para peneliti sejarah mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah yang dibutuhkan. Sumber yang bisa digunakan terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Sumber primer: berasal langsung dari para pelaku sejarah, seperti naskah, prasasti, artefak, dokumen-dokumen, foto, bangunan, catatan harian, hasil wawancara, video, dll.
b. Sumber sekunder: sumber sekunder berasal dari pihak yang bukan pelaku sejarah, melainkan pihak lain di luar para pelaku sejarah (peneliti misalnya). Benda-benda yang termasuk sumber sekunder antara lain adalah laporan penelitian, ensiklopedia, catatan lapangan peneliti, buku, dll.
Sebagai contoh, misalnya kamu ingin meneliti satu candi. Kamu harus mengetahui latar belakang candi tersebut melalui laporan penelitian ataupun buku. Kemudian untuk mendapatkan ukuran, foto, dan hal-hal lain yang aktual, kamu perlu mendapatkan data primer sehingga kamu harus mengunjungi candi tersebut secara langsung.
Meski begitu, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah, seperti;
- bahasa: bahasa yang digunakan dalam sumber sejarah bukanlah bahasa yang dipakai saat ini, sehingga sulit dipahami. Misalnya, Bahasa Indonesia kuno atau Bahasa Belanda kuno.
- Usia sumber sejarah: banyak sumber sejarah yang usianya sudah tua, sehingga sangat rapuh jika disentuh/digunakan.
- Akses sumber sejarah: tidak semua orang bisa mengakses sumber sejarah yang dibutuhkan.
- Sulit dipahami: ada beberapa catatan sejarah yang menggunakan tulisan tangan dan terkadang sulit dipahami.
2. Cara Kritik/Verifikasi
Setelah melakukan heuristik, metode selanjutnya adalah kritik atau disebut juga verifikasi. Ini adalah metode untuk autentikasi (membuktikan sumber sejarah yang bersangkutan adalah asli) dan kredibilitas sumber sejarah. Ada dua macam kritik yang dilakukan:
a. Kritik estern (autentisitas): kritik terhadap keakuratan dan keaslian sumber, seperti materi sumber sejarah (dokumen dengan tulisannya) dan para pelaku sejarahnya. Aspek yang dikaji adalah waktu (penanggalan), bahan pembuat sumber, dan pembuktian keaslian.
b. Kritik intern (kredibilitas): kritik terhadap kredibilitas sumber. Artinya, peneliti perlu menguji isi (konten) sumber, baik secara kebendaan maupun tulisan. Kritik intern yang dapat dilakukan misalnya;
- melihat usia informan. Semakin tua usianya, umumnya daya ingat dan kemampuan panca inderanya sudah berkurang.
- Menganalisis peran informan dalam peristiwa sejarah yang sedang diteliti.
- Melakukan cek silang antara informan satu dengan informan lainnya.
3. Cara Interpretasi / Eksplanasi
Metode penelitian sejarah yang ketiga adalah interpretasi. Di sini peneliti melakukan penafsiran akan makna atas fakta-fakta yang ada serta hubungan antara berbagai fakta yang harus dilandasi oleh sikap objektif. Kalaupun membutuhkan sikap subjektif, haruslah subjektif rasional. Rekonstruksi peristiwa sejarah disampaikan secara deskriptif dan harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. Ada dua cara melakukan interpretasi, yaitu analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan).
Pada metode ketiga ini, peneliti dituntut untuk berimajinasi yang terbatas. Batasan di sini adalah fakta-fakta sejarah yang ada tidak boleh menyimpang. Selain itu peneliti harus sangat berhati-hati karena di sini sangat rentan bagi peneliti untuk memasukkan sisi subjektifnya.
4. Cara Historiografi / Penulisan Sejarah
Metode terakhir adalah historiografi. Penulisan sejarah merupakan upaya peneliti sejarah dalam melakukan rekonstruksi sumber-sumber yang telah ditemukan, diseleksi, dan dikritisi. Pada tahap ini, peneliti perlu memperhatikan beberapa kaidah penulisan, seperti;
- bahasa dan format penulisan yang digunakan harus baik dan benar menurut tata bahasa.
- Memperhatikan konsistensi, misalnya penggunaan tanda baca, penggunaan istilah, dan rujukan sumber.
- Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai konteks permasalahannya.
Setelah melakukan heuristik, metode selanjutnya adalah kritik atau disebut juga verifikasi. Ini adalah metode untuk autentikasi (membuktikan sumber sejarah yang bersangkutan adalah asli) dan kredibilitas sumber sejarah. Ada dua macam kritik yang dilakukan:
a. Kritik estern (autentisitas): kritik terhadap keakuratan dan keaslian sumber, seperti materi sumber sejarah (dokumen dengan tulisannya) dan para pelaku sejarahnya. Aspek yang dikaji adalah waktu (penanggalan), bahan pembuat sumber, dan pembuktian keaslian.
b. Kritik intern (kredibilitas): kritik terhadap kredibilitas sumber. Artinya, peneliti perlu menguji isi (konten) sumber, baik secara kebendaan maupun tulisan. Kritik intern yang dapat dilakukan misalnya;
- melihat usia informan. Semakin tua usianya, umumnya daya ingat dan kemampuan panca inderanya sudah berkurang.
- Menganalisis peran informan dalam peristiwa sejarah yang sedang diteliti.
- Melakukan cek silang antara informan satu dengan informan lainnya.
3. Cara Interpretasi / Eksplanasi
Metode penelitian sejarah yang ketiga adalah interpretasi. Di sini peneliti melakukan penafsiran akan makna atas fakta-fakta yang ada serta hubungan antara berbagai fakta yang harus dilandasi oleh sikap objektif. Kalaupun membutuhkan sikap subjektif, haruslah subjektif rasional. Rekonstruksi peristiwa sejarah disampaikan secara deskriptif dan harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. Ada dua cara melakukan interpretasi, yaitu analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan).
Pada metode ketiga ini, peneliti dituntut untuk berimajinasi yang terbatas. Batasan di sini adalah fakta-fakta sejarah yang ada tidak boleh menyimpang. Selain itu peneliti harus sangat berhati-hati karena di sini sangat rentan bagi peneliti untuk memasukkan sisi subjektifnya.
4. Cara Historiografi / Penulisan Sejarah
Metode terakhir adalah historiografi. Penulisan sejarah merupakan upaya peneliti sejarah dalam melakukan rekonstruksi sumber-sumber yang telah ditemukan, diseleksi, dan dikritisi. Pada tahap ini, peneliti perlu memperhatikan beberapa kaidah penulisan, seperti;
- bahasa dan format penulisan yang digunakan harus baik dan benar menurut tata bahasa.
- Memperhatikan konsistensi, misalnya penggunaan tanda baca, penggunaan istilah, dan rujukan sumber.
- Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai konteks permasalahannya.
Sumber referensi artikel,
Hendrayana.2009.Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1. Solo: PT. Titian Ilmu. Listiyani,Dwi Ari.2009.
Sejarah 1 : Untuk SMA/MA Kelas X .Jakarta: Grahadi. Tarunasena.2009.
Memahami Sejarah. Bandung:CV. Armico. Wardaya.2009.
Cakrawala Sejarah. Surakarta:PT. Widya Duta Grafika.
Sekian dulu deh artikel seputar pendidikan dengan tema pembahasan Bagaimana Cara Melakukan Penelitian Sejarah Secara Sederhana. Semoga bisa memberikan kemudahan bagi temen temen yang ingin melakukan penelitian sejarah secara simpel dan sederhana :-D