Peran Penting Teknologi Dalam Media Pembelajaran Lengkap
December 12, 2019
Ketahui peran penting teknologi dalam media pembelajaran lengkap masa kini. Saat ini tak dapat disangkal lagi bahwa teknologi merupakan instrumen
utama dari masyarakat dalam upaya mencapai kesejahteraan melalui
penciptaan nilai tambah. Kajian mendalam telah menemukan(discover) bahwa
teknologi sebenarnya merupakan hasil akhir dari suatu proses yang
terdiri dari rangkaian subproses penelitian dan pengembangan, invensi,
rekayasa dan disain, manufaktur dan pemasaran.
Disini teknologi modern
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang ditransformasikan kedalam
produk, proses, jasa dan struktur organisasi. Teknologi diciptakan
manusia melalui penerapan(exercise) budidaya akalnya. Manusia harus
mendayakan akal pikirannya dalam mereka teknologi berdasarkan rasio
(nalar) dan kemudian membuatnya, me-yasanya, menjadi suatu produk yang
kongkrit.
Teknologi selalu disandingkan dengan istilah ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan
fakta alam, dan melestarikan pengetahuan tersebut secara konsepsional
dan sistematis. Sedangkan teknologi adalah usaha manusia untuk
memanfaatkan ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan dan kesejahteraan.
Karena hubungan tersebut maka perkembangan ilmu pengetahuan selalu
terkait dengan perkembangan teknologi, demikian pula sebaliknya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai ciri eksponensial
yaitu semakin lama semakin cepat, karena hasil dari suatu tahap menjadi
dasar dan alasan bagi tahap selanjutnya. Ditinjau dari peran ekonominya
teknologi merupakan pendorong utama bagi penciptaan nilai tambah
ekonomis. Nilai tambah ini dinikmati oleh para pelaku ekonomi, sehingga
menaikkan kualitas kehidupannya. Dengan naiknya kualitas kehidupan maka
semakin besar pula dorongan untuk penciptaan nilai tambah agar
peningkatan kualitas hidup itu berkesinambungan.
Tidak mengherankan
bahwa bukan saja perkembangannya semakin cepat tapi peranan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat modern bertambah lama
bertambah penting. Pengembangan ilmu pengetahuan berjalan akitif di
segala bidang yaitu kesehatan, pertanian, ilmu ekonomi, ilmu sosial,
ilmu pengetahuan alam dan sebagainya.
Akan tetapi jika diamati lebih
teliti ada empat bidang ilmu pengetahuan dan teknoilogi strategis yang
akan menentukan masa depan dunia, dna karena itu akan berkembang dengan
cepat dan dengan prioritas yang tinggi bagi umat manusia, yaitu
:material, energi, mikroelektronik dan bioteknologi. Secara umum
teknologi deawasa ini telah merambah kepada berbagai aspek di
masyarakat, setidaknya untuk industri, ekonomi, sosial maupun pendidikan
dan khususnya pembelajaran.
Proses dan produk teknologi yang dihasilkan, tidak semuanya dapat dimanfaatkan dan secara relevan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan terutama untuk proses dan hasil pembelajaran. Produk teknologi seperti bioteknologi, mikroteknologi dan material tidak secara langsung diguanakn sebagi alat dan bahan untuk pembelajaran. Dengan demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri.
Ase suherlan (200 :
48) mengemukakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan komunikasi
yang transaksional yang bersifat timbal balik baik diantara guru dengan
siswa maupun siswa dengan siswa dan lingkungan belajar dalam upaya
mencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas terdapat
makna inti bahwa pembelajaran harus mengandung unsur komunikasi dan
informasi.
Dengan demikian produk dan proses teknologi yang dibutuhkan
dalam pembelajaran sesuai dengankarakteristik tersebut. Dengan demikian
teknologi yang berhubungan langsung dengan pembelajaran adalah teknologi
informasi dan komunikasi (information communication and technology).
Teknologi informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemprosesan data
seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanifulasi
atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi
elektronik terutama komputer.
Makna teknologi informasi tersebut belum
menggambarkan secara langsung kaitannya dengan sistem komunikasi, namum
lebih pada pengolahan data dan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi
menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika yang lebih
menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi,
sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus
memenuhi kriteria komunikasi yang efektif.
Sebagai contoh salah satu
aplikasi teknologi informasi dan komunikasi adalah videoconference, yang
menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan (networking)antar
clien dengan fasilitas internet, pesan-pesan yang disampaikan oleh kedua
belah pihak diterima, diolah, dianalisis dan ditrasmisikan, oleh
teknologi informasi sehingga sampai pada masing¬masing pihak melalui
internet dengan jaringan satelit atau kabel.
Peranan Penting Teknologi Komunikasi Masa Kini
Peran teknologi komunikasi
adalah mengatur mekanisme komunikasi antar kedua belah pihak dengan cara
desain komunikasi yang sesuai, visualisasi jelas, pesan teks, suara,
video memenuhi standar komunikasi, pengaturan feed backsehingga
komunikasi berlangsung menjadi dua arah. Secara lebih ringkas, martin
mengemukakan adanya keterkaitan erat antara teknologi informasi dan
komunikasi, teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan informasi
sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman
informasi(information delivery).
Pembelajaran teknologi informasi dan
komunikasi di sekolah memadukan kedua unsur teknologi informasi dan
teknologi komunikasi menjadi teknologi informasi dan komunikasi dengan
tujuan siswa memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi informasi
sebagai perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengolah, menganalisis
dan mentransmisikan data dengan memperhatikan dan memanfaatkan
teknologi komunikasi untuk memperlancar komunikasi dan produk teknologi
informasi yang dihasilkan bermanfaat sebagaia alat dan bahan komunikasi
yang baik.
Teknologi dan Hubungannya Dengan Metodologi Pembelajaran
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang
berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun
sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena
teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin,
ide, prosedur, dan pengelolaannya (hoba, 1977) kemudian pengertian
tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya
teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang
terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (galbraith, 1977).
Keberadaan
teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab
teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi
pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses
(sadiman, 1993). Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah
dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi,
proyektor, ohp dan sebagainya.
Sebagai sebuah proses teknologi
pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa
dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi
permasalahan,melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah
tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia. (aect, 1977).
Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan lahir
dari adanya permasalahan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang
mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,
peningkatan mutu / kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan.
Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu
saja ini dapat di pecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu : pendekatan sistem, berorientasi pada mahasiswa, dan pemanfaatan sumber belajar (sadiman, 1984).prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu diseain / perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem.
Dalam merancang pembelajaran diperlukan
langkah-llangkah prosedural meliputi : identifikasi masalah, analisis
keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan
metode, penetapan media evaluasi pembelajaran (idi model, 1989) .
Prinsip berorientasi pada mahasiswa beratri bahwa dalam pembelajaran
hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan
memperhatikan karakteristik,minat, potensi dari mahasiswa. Prinsip
pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran mahasiswa
hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkannya.satu hal lagi lagi bahwa teknologi
pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar
mahasiswa.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan
pendidiakan adalah bagaimana mahasiswa dapat belajar, dengan cara
mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan
segala macam sumber belajar. Dengan demikian upaya pemecahan masalah
dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan
sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah
dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam
definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa ” teknologi pendidikan
adalah teori dan praktek dalam hal desain, pengembangan, pemanfaatan,
mengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar”
(barbara, 1994).
Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran
Teknologi informasi dan komunikasi (tik) memilliki tiga fungsi utama
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu (1) teknologi
berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini tik digunakan sebagai alat
bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran,
misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis,
membuat database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan
staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya. (2) teknologi berfungsi
sebagai ilmu pengetahuan (science).
Dalam hal ini teknologi sebagai
bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya
teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi
seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. Dalam
pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran
tik sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua
kompetensinya. (3) teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu
untuk pembelajaran(literacy). Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai
bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah
kompetensi berbantuan komputer.
Dalam hal ini komputer telah diprogram
sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan
menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi.
Dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi
sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.
Peran Teknologi Informasi (TI) dalam Metodologi Pembelajaran
Sebagai bagian dari pembelajaran, teknologi / TI memiliki tiga kedudukan, yaitu sebagai suplemen, komplemen, dan substitusi.
A. Peran tambahan (suplemen)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran melalui TI atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada
kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran melalui TI. Sekalipun sifatnya hanya opsional, peserta
didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau
wawasan. Walaupun materi pembelajaran melalui TI berperan sebagai
suplemen, para dosen /guru tentunya akan senantiasa mendorong,
mengggugah, atau menganjurkan para peserta didiknya untuk mengakses
materi pembelajaran melalui ti yang telah disediakan.
Fungsi Pelengkap (komplemen)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran melalui TI diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran melalui TI diprogramkan untuk menjadi materireinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
Fungsi Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya adalah untuk membantu mempermudah para maasiswa mengelola kegiatan pembelajaran/ perkuliahannya sehingga para mahasiswa dapat menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan perkuliahannya. Sehubungan dengan hal ini, ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih para mahasiswa, yaitu apakah mereka akan mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara (1) konvensional (tatap muka) saja, atau (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran manapun yang akan dipilih oleh
para mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Artinya, setiap
mahasiswa yang mengikuti salah satu model penyajian materi perkuliahan
akan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa
dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus melalui cara
konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui
perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan
memberikan pengakuan yang sama.
Keadaan yang sangat fleksibel ini
dinilai sangat membantu para mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian
perkuliahannya. Para mahasiswa yang belajar pada lembaga pendidikan
konvensional tidak perlu terlalu khawatir lagi apabila tidak dapat
menghadiri kegiatan perkuliahan secara fisik karena berbenturan dengan
kepentingan lain yang tidak dapat ditinggalkan atau ditangguhkan.
Apabila lembaga pendidikan konvensional tersebut menyajikan materi
pembelajaran yang dapat diakses para mahasiswa melalui internet, maka
mahasiswa dapat mempelajari materi perkuliahan yang terlewatkan tersebut
melalui internet.
Dapat terjadi demikian karena para mahasiswa diberi
kebebasan mengikuti kegiatan perkuliahan yang sebagian disajikan secara
tatap muka dan sebagian lagi melalui internet (model pembelajaran
kedua). Di samping itu, para mahasiswa juga dimungkinkan untuk tidak
sepenuhnya menghadiri kegiatan perkuliahan secara fisik. Sebagai
penggantinya, para mahasiswa belajar melalui internet (model
pembelajaran ketiga).
Paradigma Pemanfaatan Teknologi Informasi
Yang perlu diperhatikan sejak awal adalah bahwa penggunaan TI tidak sama
dengan otomatisasi. TI tidak hanya memecahkan masalah dengan
menggantikan pekerjaan yang selama ini dilakukan dengan manual menjadi
berbantuan teknologi. Jika paradigm berpikir itu yang digunakan, maka
pemanfaatan TI, menurut hammer dan champy (1993), tidak akan membawa
perubahan radikal. Cara berpikir deduktif (deductive thinking) seperti
ini tidak banyak memunculkan perubahan yang radikal terkait dengan
pemanfaatan TI di banding kan ji ka berpikir secara i ndu ktif
(inductive thinking).
Orang yang berpikir secara deduktif, pertama kali
mencari masalah yang akan dipecahkan dan kemudian mengevaluasi sejumlah
alternatif solusi yang akan digunakan. Jika TI ingin dioptimalkan
pemanfaatannya dalam organisasi maka manajer/pemimpin harus berpikir
induktif. Potensi TI harus dikenali dengan baik terlebih dahulu,
kemudian mencari masalah yang mungkin dipecahkan. Masalah ini mungkin
bahkan tidak dikenali sebelumnya atau tidak dianggap sebagai masalah.
Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan
Perubahan tidak selalu menjadikan sesuatu lebih baik, tetapi untuk
menjadi lebih baik, sesuatu harus berubah (?). Menurut resnick (2002)
ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan
modernisasi pendidikan: (1) bagaimana kita belajar (how people learn);
(2) apa yang kita pelajari(what people learn); dan (3) kapan dan dimana
kita belajar (where and when people learn). Dengan mencermati jawaban
atas ketiga pertanyaan ini, dan potensi TI yang bisa dimanfaatkan
seperti telah diuraikan sebelumnya, maka peran TI dalam moderninasi
pendidikan bangsa dapat dirumuskan.
Pertanyaan pertama, bagaimana kita
belajar, terkait dengan metode atau model pembelajaran. Cara
berinteraksi antara guru dengan siswa3 sangat menentukan model
pembelajaran. Terkait dengan ini, menurut pannen (2005), saat ini
terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan
terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi
(instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa
(student-centered learning atau instructor independent). Guru juga tidak
lagi dijadikan satu¬satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih
sebagai fasilitator atau konsultan (resnick, 2002).
Intervensi yang bisa
dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnyae –
learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan
ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran
yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk, internet,
intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD rom
(govindasamy, 2002). Menurut kirkpatrick (2001), e-learning telah
mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan
memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada siswa.
Hal
ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional
seperti termaktub dalam pasal 4 undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Secara umum,
intervensi e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi dua: komplementer dan substitusi.
Yang pertama mengandaikan
bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan
tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan ti, sedang yang kedua
sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan TI. Saat ini,
regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi
pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran
konvensional. Surat keputusan menteri pendidikan nasional no. 107/u/2001
dengan jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak
jauh di mana e-learning dapat masuk memainkan peran. Pertanyaan
selanjutnya adalah apa yang kita pelajari.
Pertanyaan-pertanyaan seperti
apakah kurikulum telah sesuai dengan kebutuhan siswa dan apakah
kurikulum telah dirancang untuk menyiapkan siswa untuk hidup dan bekerja
pada masa yang akan datang perlu sekali lagi dilontarkan. Perkembangan
TI yang sangat pesat harus dipertimbangkan dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini. Menurut resnick (2002), selain TI akan sangat
mewarnai masa depan, TI juga mengubah tidak hanya terhadap apa yang
seharusnya dipelajari oleh siswa, tetapi juga apa yang dapat dipelajari.
Sangat mungkin banyak hal yang seharusnya atau dapat dipelajari siswa
tetapi tidak bisa dimasukkan ke dalam kurikulum karena “ruang” yang
terbatas atau kompleksitas yang tinggi dalam mengajarkannya. Terkait
dengan ini, paradigma pembelajaran yang sebelumnya mengandaikan bahwa
sumberdaya pembelajaran hanya terbatas pada materi di kelas dan buku
harus diubah.
Hadirnya TI, terutama internet, telah menyediakan
sumberdaya pembelajaran yang tidak terbatas. Sebagai contoh, survei yang
dilakukan oleh penulis pada siswa smu di yogyarta, bantul, dan
gunungkidul menemukan bahwa lebih dari 10% siswa menggunakan komputer
untuk desain grafis yang tidak diajarkan di sekolah.
Pertanyaan
sederhana yang muncul adalah bagaimana mereka belajar? Jawabannya sangat
lugas: akses terhadap komputer dan internet telah memungkinkan hal itu
terjadi. Diskusi seperti ini dapat diperpanjang untuk tidak membatasi
pembelajaran hanya pada institusi formal. Sudah saatnyalearning society
dikampanyekan sebagai salah satu manifestasi kesadaran semangat
pembelajaran sepanjang hayat (long-life learning).
Bukankah kita tidak
jarang merasa tidak tahu apa yang harus dipelajari karena tidak tersedia
sarana/informasi tentang itu? Karenanya, gerakan untuk membuka akses
informasi dan pengetahuan seluas-seluasnya kepada masyarakat menjadi
sebuah keharusan. Teknologi informasi, terutama internet, dalam hal ini
memberikan peluang untuk itu. Kapan dan dimana belajar dilakukan adalah
pertanyaan ketiga yang perlu dipikirkan kembali jawabannya.
Apakah harus
dalam ruangan kelas dalam waktu tertentu atau tidak terbatas ruang dan
waktu? Model pembelajaran tatap-muka yang banyak membatasi waktu dan
tempat belajar. Sebagai komplemen(atau substitusi), teknologi e-learning
hadir untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih tempat,
waktu, dan ritme belajar (kirkpatrick, 2004). Interaksi yang
difasilitasi oleh TI ini dapat terjadi secara sinkron (pada waktu yang
sama) maupun asinkron (dalam waktu yang berbeda). E-learning dapat
difasilitasi secara online maupun offline tetapi berbantuan TI. Produksi
cd-rom dengan konten materi pembelajaran termasuk di dalamnya.
Kini,
kita bisa dapatkan banyak cd-rom untuk pembelajaran di pasaran; mulai
untuk balita. Bahkan beberapa cd-rom telah memfasilitasi siswa belajar
sesuai dengan kurikulum yang sedang berjalan dengan kemasan yang
menarik. Dalam hal ini, TI dapat menghadirkan digital excitement dalam
proses pembelajaran. Salah satu perusahaan yang memproduksi cd-rom
semacam ini adalah akal (www.akalinteraktif.com). Untuk menfasilitasi
e-learning dengan bantuan koneksi internet, dalam beberapa tahun
terakhir, telah dikembangkan banyak aplikasi yang dirancang untuk
mendukung proses pembelajaran. Aplikasi ini sering disebut
denganlearning management system (lms).
Lms ini mengintegrasikan banyak
fungsi yang mendukung proses pembelajaran seperti menfasilitasi berbagai
macam bentuk materi instruksional (teks, audio, video), e-mail, chat,
diskusi online, forum, kuis, dan penugasan. Beberapa contoh lms adalah
webct (www.webct.com), blackboard (www.blackboard. Com), macromedia
breeze (www.macromedia.com/software/breeze/), dan fronter
(www.fronter.no). Lms sudah banyak diadopsi oleh banyak lembaga
pendidikan di dunia. Sebagi contoh, webct telah digunakan lebih dari
2200 pt di seluruh dunia (pituch dan lee, 2004). Blackboard juga sudah
banyak digunakan oleh pendidikan setingkat smu (www.blackboard.com).
Banyak kritik dialamatkan kepada penggunaan lms yang dianggap tidak membertimbangkan aspek pedagogis. Karenanya, menurut institute for higher education policy, amerika (dalam govindasamy, 2002) terdapat tujuh parameter yang perlu diperhatikan dalam menerapkan e-learning yang mempertimbangkan prinsip-prinsip pedagogis, yaitu: (1) institutional support; (2) course development; (3) teaching and learning; (4) course structure; (5) student support; (6) faculty support; dan (7) evaluation and assessment.
Karenanya, dalam bahasa yang lain, soekartawi (2003)
mengidentifikasi bahwa keberhasilan implementasi e-learning sangat
tergantung kepada penilaian apakah: (a) e-learning itu sudah menjadikan
suatu kebutuhan; (b) tersedianya infrastruktur pendukung seperti telepon
dan listrik (c). Tersedianya fasilitas jaringan internet dan koneksi
internet; (d) software pembelajaran (learning management system); (e) kemampuan
dan ketrampilan orang yang mengoperasikannya; dan (f) kebijakan yang
mendukung pelaksanaan program e-learning.
Dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di amerika, alavi dan gallupe (2003) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI, yaitu (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8) mengurangi biaya operasi; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak perguruan tinggi di indonesia yang berlomba¬lomba berinvestasi dalam bidang TI untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat.
Masalah Akibat Penggunaan Teknologi Informasi
Seperti teknologi lain yang telah hadir ke muka bumi ini, TI juga hadir dengan dialektika. Selain membawa banyak potensi manfaat, kehadiran TI juga dapat membawa masalah. Khususnya internet, penyebaran informasi yang tidak mungkin terkendalikan telah membuka akses terhadap informasi yang tidak bermanfaat dan merusak moral. Karenanya, penyiapan etika siswa juga perlu dilakukan. Etika yang terinternalinasi dalam jiwa siswa adalah firewall4 terkuat dalam menghadang serangan informasi yang tidak berguna.
Masalah lain yang muncul terkait asimetri akses; akses yang
tidak merata. Hal ini akan menjadikan kesenjangan digital (digital
divide) semakin lebar antara siswa atau sekolah dengan dukungan
sumberdaya yang kuat dengan siswa atau sekolah dengan sumberdaya yang
terbatas (lihat juga lie, 2004). Survei yang dilakukan oleh penulis pada
mei 2005 di tiga kota/kabupaten di propinsi di yogyakarta terhadap 298
siswa dari 6 buah smu yang berbeda menunjukkan bahwa akses terhadap
komputer dan internet di daerah kota (i.e. Kota yogyakarta) jauh lebih
baik dibandingkan dengan daerah pinggiran (i.e. Kabupaten bantul dan
gunungkidul).
Jika hanya sekolah swasta yang dianalisis, kesenjangan ini
menjadi sangat tinggi. Akses siswa smu swasta di kota yogyakarta
terhadap komputer dan internet secara signifikan jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa smu swasta di kabupaten bantul dan
gunungkidul. Minimal, hal ini memberikan sinyal adanya kesenjangan
digital antar kelompok dalam masyarakat, baik dikategorikan menurut
lokasi geografis maupun tingkat ekonomi. Untuk masalah kesenjangan ini,
semua pihak (e.g. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (lsm), dunia
pendidikan, dan industri) dapat mulai memikirkan program untuk
meningkatkan dan memeratakan aksesterhadap teknologi informasi di dunia
pendidikan.
Program yang difasilitasi oleh sekolah2000
(www.sekolah2000.or.id) dengan membagikan komputer layak pakai ke
sekolah-sekolah adalah sebuah contoh menarik. Tentu saja program seperti
ini harus diikuti dengan penyiapan infrastruktur lain seperti listrik
dan telepon. Pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan melek(literacy) TI
juga pintu masuk lain yang perlu dipikirkan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap potensi ti, yang pada akhirnya diharapkan meningkatkan
kesadaran (awareness).
Tanpa awareness,pemanfaatan TI tidak optimal, dan
yang lebih mengkhawatirkan lagi sulit untuk
berkelanjutan(sustainable)5. Dalah kaitan ini, program untuk peningkatan
awareness yang berkelanjutan seperti pendidikan berkelanjutan lewat
berbagai media (e.g. Pelatihan konvensional dan media massa) dan lomba
website sekolah (seperti yang diadakan oleh sekolah2000 setiap tahun)
merupakan sebuah alternatif yang perlu dipikirkan.
Pertanyaan yang harus
dimunculkan bukannya, “bagaimana kita dapat menggunakan kemampuan ti
untuk meningkatkan apa yang telah kita kerjakan?”, tetapi “bagaimana
kita dapat menggunakan TI untuk mengerjakan apa yang belum kita
kerjakan?.” Pertanyaan yang pertama lebih terkait dengan otomatisasi,
yang juga dapat meningkatkan efisiensi, namun tidak sebaik yang
dihasilkan oleh rekayasa-ulang (reengineering) berbantuan ti. Rekayasa
ulang ini banyak dilakukan oleh dunia industri. Dengan sudut pandang
yang lain, davenport dan short (1990) mendefinisikan 10 peran yang dapat
dimainkan oleh TI, yaitu transactional, geographical, automatical,
analytical, informational, sequential, knowledge management, tracking,
dan disintermediation. Semua peran ti ini dapat dikontekstualisasikan
dengan kebutuhan dunia pendidikan.
Dalam bahasa yang lain, al-mashari dan zairi (2000) menyatakan bahwa manfaat ti adalah pada kemampuannya yang (1) enabling parallelism; (2) facilitating integration; (3) enhancing decision making; dan (4) minimizing points of contact. Pemahaman terhadap peran yang dapat dimainkan oleh ti atau potensi yang ditawarkan oleh TI merupakan modal awal dalam berpikir induktif. Dengan demikian, akhirnya, TI dapat diekspoitasi untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.
Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebagai Sumber Media Belajar
Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak
terlepas dari sistem yang lainnya yang saling berinteraksi. Salah satu
komponen dalam pembelajaran adalah sumber belajar (learning resources).
Sumber belajar lahir dalam upaya untuk meningkatkan kadar hasil belajar.
Secara sederhana sumber belajar adalah daya yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembelajaran untuk kemudahan kepada mahasiswa dalam
belajar memeahami dan memperoleh suatu keterampilan (performace) dalam
pembelajaran.
Dalam pengembangannya, sumber belajar dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pertama, sumber belajar yang dirancang atau
secara sengaja dibuat untuk pembelajaran disebut juga learning resources
by design misalnya : buku, brosur, ensiklopedia, film, video, tape,
slide, film strip, dll, kedua sumber belajar dimanfaatkan dan tidak
secara sengaja dirancang untuk pembelajaran yang ada disekitar
kita
Sumber belajar ini disebut juga learning resources by utilization.
Misalnya : alam sekitar, pasar, toko, museum, tokoh masyarakat dan
sebagainya. Semua sumber belajar baik yang dirancang maupun yang tidak
dirancang dapat diklasifikasikan yang meliputi : orang, peralatan,
teknik dan metode, dan lingkungan. Secara rinci sumber belajar terdiri
dari :
- Istilah people atau man sebagai pihak yang menyelurkan pesan pembelajaran misalnya dosen, guru / dosen, penceramah, dll.
- Media instrumentation meliputi matterial dan device sebagai bahan (software) dan perlengkapan (hardware)
- Technice atau methode sebagai cara atau metode dalam menyampaikan informasi.
- Environment atau setting sebagai lingkungan tempat interaksi belajar
Penggunaan Pada Media Pembelajaran
Secara sederhana istilah media dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar. Sedangkan istilah pembelajaran adalah kondisi untuk membuat seseorang melakukan kegiatan belajar. Dengan merujuk pada devinisi tersebut maka media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan atau informasi belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar atau berbagai jenis sumberdaya yang dapat difungsikan dalam proses pembelajaran, berdasarkan ruang lingkup sumber belajar di atas, maka media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang menakankan pada software atau perangkat lunak dan hardware atau perangkat keras.nilai media ditentukan oleh fungsinya yang sangat kuat untuk meningkatkan kadar hasil belajar, beberapa fungsi media meliputi :
Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu.peristiwa-peristiwa
penting atau objek yang langka, dapat di abadikan dengan foto film atau
direkam melalui radio kemudian peristiwa itu dapat disampaikan dan dapat
digunakan manakala diperlukan.guru / dosen dapat menjelaskan proses
terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video.
Atau bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu proses
perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi sampai
menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi.
Dalam pelajaran ips guru /
dosen dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi
melalui tayangan film dan sebagainya.
Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu.dengan menggunakan
model sebagai media, maka guru / dosen dapat menyuguhkan pengalaman yang
konkrit kepada mahasiswa.
Contohnya, guru / dosen ingin menjelaskan
tentang candi borobudur di dalam kelas maka guru / dosen dapat membuat
miniatur atau model candi tersebut dalam ukuran kecil. Demikian juga
menjelaskan cara kerja suatu alat atau organ tubuh manusia seperti
jantung maka melalui film loop yang bergerak terus menerus, cara kerja
itu dapat lebih dipahami oleh sisswa.
Kesempatan belajar yang lebih merata. Dengan mengggunakan berbagai media seperti audio, video, slide suara, dan sebagainya, memungkinkan setiap orang dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Pengajaran lebih berdasarkan ilmu. Dengan menggunakan media proses belajar mengajar akan lebih terencana dengan baik sebab media dianggap sebagai bagian yang integral dari sistem belajar mengajar, oleh sebab itu sebelum pelaksanaannya guru / dosen dihadapkan kepada satu keharusan untuk mengidentifikasi dan karakteristik itu mahasiswa sehubungan dengan menggunakan media.
- Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa keruang kelas.
- Memperbesarserta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit nampak dilihat mata, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan sebagainya.
- Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapatdilihat dalam waktu yang relatif cepat.
- Memperlambat suatu proses gerakan yang terlalu cepat.
- Menyederhanakan suatu objek yang terlalu komplek.
- Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat di tangkap oleh telinga.
Manfaat lain dari media pembelajaran adalah : pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki mahasiswa, kedua, media dapat mengatasi batas ruang kelas ketiga, dapat memungkinkan terjadinya iteraksi langsung antara peserta dan lingkungan. Keempat, media dapat menghasilkan keseragaman pengamat. Kelima, media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat.
Keenam, media dapat membangkitkan
motifasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik. Ketujuh,
media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. Kedelapan,media
dapat mengontrol atau kecepatan belajar peserta. Kesembilan, media dapat
memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkrit sampai
yang abstrak. Pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, diperkuat
oleh pendapat edgare dale yang mengemukakan teori yang kemudian lebih
dikenal dengan teori kerucut pengalaman : dalam teori ini keberhasilan
belajar diukur dengan kadar pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa
tergantung perlakukannya dalam belajar, baik perlakukan guru / dosen
atau aktivitas mahasiswa ketika belajar.
Dari gambaran di atas, dapat
dijelaskan bahwa perlakukan dalam pembelajaran akan mempengaruhi
terhadap pengalaman belajar, semakin abstrak perlakukan dalam
pembelajaran misalnya dengan ceramah yang menggunakan simbol, belajar
dengan membaca maka pengalaman belajar yang diperoleh tidak terlalu
besar, sebaliknya semakin menggunakan media yang mengarahkan pada
kegiatan langsung (performane) maka pengalaman belajar akan diperoleh
secara maksimal.
Kedudukan media cukup penting artinya dalam
meningkatkan kadar informasi yang kita ingat (70%) dibandingkan dengan
pembelajaran melalui metode ceramah (20%). Berdasarkan klasifikasinya
ely (1980 : 22) mengklasifikasikan media menjadi 6 klasifikasi yaitu :
(1.) Kelompok media gambar diam/tidak bergerak, seperti gambar. Foto,
peta, katun, ssketsa, grafik dan sebagainya. (2) benda-benda yang hanya
dapat didengar, seperti radio rekaman piring hitam, tape rekorder, dan
sebagainya. (3) gambar hidup yang bersuara maupun yang tidak bersuara
seperti film 8 mm dan film ukuran 16 mm. (4) televisi dan radio, (5)
benda-benda asli, orang model dan simulasi benda atau objek adalah benda
yang sesngguhnya yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar seperti
dari kebun sekolah atau lingkungan sekolak.
Orang adalah manusia-manusia
yang dapat dijadkan sebagai sumber belajar seperti guru / dosen, tokoh
masyarakat, putakawan dokter, dan orang yang mempunyai keahlian
masing-masing. Model adalah seluruh benda-benda tiruan sehingga model
kerngka manusia, model jatung, model mobil-mobilan, dan sebagainya.
Sedangkan simulasi adalah aktifitas mahasiswa sebagai peniruan situasi
yang sebenarnya, seperti tingkah laku seseorang dokter dalam pemeriksaan
pasaien, tingkah laku pengemudi model dan sebagainya. (6) pengajaran
program dan pengajaran dengan bantuan komputer, adalah benda-benda atau
pengajaran yang sudah dipersiapkan, sebelumnya untuk digunakan oleh
mahasiswa untuk bahan belajar, seperti buku, teks, modul, dan program
pengajaran yang disiapkan dengan menggunakan komputer.
Pengaplikasian Teknologi Multimedia Dalam Pembelajaran
Teknologi perangkat keras yang berkernbang cukup lama, telah memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi., saat ini
teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat
presentasi pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang
presentasi seperti microsoft power point yang dikernbangkan oleh
microsoft inc” corel presentation yang dikernbangkan oleh coral inc”
hingga perkernbangan terbaru perangkat lunak yang dikernbangkan
macromedia inc, yang mengernbangkan banyak sekali jenis perangkat lunak
untuk mendukung kepentingan tersebut. Berbagai perangkat lunak yang
memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan
sangat menarik.
Perkernbangan perangkat lunak tersebut didukung oleh
perkernbangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk
yang paling banyak mernberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi
digital saat ini adalah perkernbangan monitor, kartu video, kartu audio
serta perkernbangan proyektor digital (digital image projector) yang
memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk
bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta
ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience.
Tentu saja hal ini
menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini.
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya
untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam
bentuk multimedia projector (seperti lcd, in-focus dan sejenisnya),
melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya,
seperti over head projector (ohp) dan film slides projector yang sudah
lebih dahulu diproduksi.
Sehingga lembaga atau instansi yang belum
memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi telah memiliki
kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi
melalui komputer secara maksimal. Dalam sudut pandang proses
pernbelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pernbelajaran.
Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan
metode lainnya.
Berbagai alat yang dikernbangkan, telah mernberikan
pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada pengernbangan kegiatan
praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada
terori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang
presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan
tuntutan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam berbagai aspek.
Diantaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan
para guru / dosen, dosesn, instruktur/widiaiswara serta para
professional lainnya di dalam mengolah bahan-bahan
pembelajaran/pelatihan ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.
Penggunaan Bahan Pembelajaran Interaktif (CBI)
Berkembangnya ilmu dan teknologi, membawa perubahan pula pada learning
matterial atau bahan belajar. Sebelum berkembangnya teknologi komputer
bahan belajar yang pokok digunakan dalam dunia pendidikan adalah semua
yang bersifat printed matterial, seperti halnya buku, modul, makalah,
majalah, koran, tabloid, jurnal, hand out liflet, buklet dan sebagainya
yang semuanya menggunakan bahan tercetak.
Adanya perubahan dalam bidang
teknologi khususnya teknologi informasi, membawa paradigma baru pada
larning matterial dan learning method. Produk ti dewasa ini telah
memberikan alternatif berupa bahan belajar yang dapat digunakan dan
diakses oleh peserta didik yang tidak dalam bentuk kertas namun
berbentuk CD, DVD, flashdisk, dll. Inti dari bahan tersebut adalah
berupa program/software yang dapat dimanfaatkan apakah sekedar mengambil
data, membaca, download bahkan sampai berinteraksi antara program
dengan mahasiswa dan guru / dosen dengan memanfaatkan komputer sebagai
perangkat utama.
Dalam terminologi teknologi pembelajaran konsep
tersebut dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis komputer atau CBI
(computer based instruction). Dalam hal ini komputer tidak hanya
dimaknai sebagai ilmu yang harus dipelajari mahasiswa (computer as
science) namun komputer sebagai alat yang membantu untuk mempebelajari
berbagai materi pelajaran (computer as tools).
Berikut adalah Karakteristik CBI :
1. Representasi isi
Pembelajaran interaktif tidak sekedar memindahkan teks dalam buku, atau modul menjadi pembelajaran interaktif , tetapi materi diseleksi yang betul-betul representatif untuk dibuat pembelajaran interaktif. Misalnya khusus materi yang perlu terdapat unsur animasi, video, simulasi, demonstrasi dan games, mahasiswa tidak hanya membaca teks tetapi juga melihat animasi tentang sebuah proses menyerupai proses yang sebenarnya, sehingga mempermudah pemahaman dengan biaya yang relatif lebih rendah dibanding langsung pada objek nyata.
2. Visualisasi dengan video dua dimensi , tiga dimensi dan animasi
materi dikemas secara multi media terdapat didalamnya teks, animasi,
sound dan video sesuai tuntutan materi. Teknologi 2d dan 3d dengan
kombinasi teks akan mendominasi kemasan materi, hal ini cukup efektif
untuk mengajarkan materi-materi yang sifatnya aplikatif, berproses, sul
it terjangkau, berbahaya apabila langsung diperaktekan, memiliki tingkat
keakurasian tinggi. Misal nya proses perakitan mesin, proses terjadinya
hujan, proses peredaran darah pada tubuh, perubahan wujud benda dll
dengan logika yang sama dapat dibuat dengan teknologi animasi.
Menggunakan warna yang penuh/menarik dan grapik dengan resolusi yang tinggi. Tampilan berupa template dibuat dengan teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer. Tampilan yang menarik dengan memperbanyak image dan objek sesuai tuntutan materi, akan meningkatkan ketertarikan mahasiswa terhadap materi pengajaran, tidak membuat jenuh, bahkan menyenangkan. Penggunaan template banyak warna untuk mahasiswa pra-sekolah dan sd cenderung lebih disukai sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. Tipe-tipe pembelajaran yang bervariasi
Kami juga menawarkan variasi type pembelajaran sesuai dengan kajian
teori dalam “computer based instruction” atau cbi, yakni 4 type
pembelajaran : (1) tipe pembelajaran tutorial, (2) tipe pembelajaran
simulasi (3) tipe pembelajaran permainan/games, (4). Tipe pembelajaran
latihan (drills). Penggunaan type ini dapat dirancang secara terpisah
atau kolaboratif diantara ketiganya, disesuaikan dengan tuntutan materi
dan permintaan pembuatan.
4. Respon pembelajaran dan penguatan
Pembelajaran interaktif berbasis web memberikanrespon terhadap stimulus
yang diberikan oleh mahasiswa pada saat mengoperasikan program. Komputer
telah diperogram dengan menyediakan data based terhadap kemungkinan
jawaban yang diberikan oleh mahasiswa. Selain itu setiap respon
dimungkinkan untuk diberikan penguatan (reinforcemen) secara otomatis
yang telah terprogram, penguatan terhadap jawaban benar dan salah dari
mahasiswa. Reinforcemen diberikan untuk meningkatkan motivasi dan
ketertarikan mahasiswa pada program.
5. Mengembangkan prinsip self evaluation
Pembelajaran interaktif berbasis web juga menyediakan fasilitas dimana
mahasiswa dapat melatih kemampuan dalam penguasaan materi dengan
menjawab soal-soal yang telah disediakan. Mahasiswa juga dapat melihat
skor hasil belajar yang diperoleh. Program akan menyediakan fasilitas
dimana mahasiswa dapat mengulangi mempelajari materi jika score belum
maksimal. Khusus untuk type pembelajaran drills, program dirancang
dengan lebih banyak menyuguhkan soal latihan untuk mengasah kemampuan
mahasiswa.
6. Teknologi cetak (printed technology)
Bahan pembelajaran dapat dikemas dalam bentuk printed matterial yaitu
bahan¬bahan yang tercetak, misalnya modular, pembelajaran terprogram,
bahan ajar suplemen, buku, booklet, liflet, dan lain-lain. Dengan
pendekatan teknologi pendidikan pengemasan bahan ajar perlu
memperhatikan aspek-aspek diantaranya : keterbacaan visual, belajar
tuntas, menarik minat, reinforcemen. Yang dimaksud dengan keterbacaan
visual adalah bahan ajar harus memiliki keterbacaan yang tinggi oleh
pengguna diantaranya pemilihan gambar atau ilustrasi sesuai dengan tema /
isi dibuat sederhana dan tidak terlalu terkesan ramai.
Penggunaan
bahasa simplel sesuai dengan kaidah dan tingkat kesulitan bahasan (skup
dan seqwence) sesuai dengan tingkatan usia pembaca. Selain itu
diperhatikan juga aspek pemilihan warna dan penggunaan outline.
Beberapa jenis printed matterial diantaranya :
a. Pengajaran terprogram
Pengajaran terprogram (proggrame instruction) merupakan salah satu
sistem pembelajaran individual dimaan mahasiswa belajar dengan program
ini dapat terjadi di luar kelas tanpa kehadiran guru / dosen. .dalam
pembelajaran terprogram terdapat beberapa model atau tipe yang
dikemukakan oleh para ahli secara umum terdapat dua tipe yaitu tipe
linear dan tipe bercabang (branching). Pada setiap tipe disusun menjadi
beberapa frame atau bingkai.tiap bingkai mengandung beberapa unsur yaitu
: (a) informasi sesuatu yang disampaikan, (b) pertanyaan sebagai bahan
latihan, (c) respon yang berfungsi sebagai kunci jawaban.
b. Pembelajaran modular
Modul adalah kesatuan program yang dapat mengukur tujuan pembelajaran.
Modul juga dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam
bentuki satuan tertentu guna keperluan belajar. Secara lebih lengkap
modul adalah satu unit program belajar yang mengajar terkecil yang
secara terinci menggariskan (1). Tujuan pokok materi yang dipelajari
(tujuan umum) (2). Tujuan instruksional khusus, (3) pokok materi yang
akan dipelajari, (4) kedudukan dan fungsi satuan dalam kesatuan program
yang lebih luas, (5) peran guru / dosen dalam kegiatan belajar mengajar,
(6) alat dan sumber yang akan dipakai, (7)kegiatan belajar mengajar
yang akan dilaksanakan dan (8) lembaran-lembaran kerja mahasiswa yang
harus dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
Manfaat model untuk pembelajaran adalah : (1). Terdapat peningkatan motivasi belajar secara maksimal, (2) adanya peningkatan kreativitas guru / dosen dalam mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan dan pelayanan individual yang lebih optimal, (3). Adanya prinsip maju berkelanjutan yang tidak terbatas. (4). Adanya perwujudan belajar yang lebih berkonsentrasi.
6. Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Media Belajar
Karakteristik internet mengapa diperlukan untuk pembelajaran adalah
internet telah menggunakan teks, grafik, video dan juga audio secara
bersamaan. Internet juga dapat menjangkau student di mana saja tanpa
memperhatikan tempat dan waktu. Internet dapat memberikan layanan video
walaupun tidak sebagus videotape, tv ataupun cd-rom.
Internet dapat
berinteraksi secara real time, tapi tidak sebaik seperti telepon ataupun
video konverensi. Internet dapat memberikan informasi secara tekstual,
tetapi tidak selengkap buku atau majalah. Tetapi mengapa saat ini
internet sangat diperlukan ? Jawabannya karena internet mempunyai
beberapa keunggulan dibandingan media lain. Internet mengkombinasikan
kelebihan dari media lain sehingga penyampaian video dan suara lebih
baik dari buku, lebih interaktif dari videotape dan seperti halnya
cd-rom, internet dapat menghubungkan orang dari berbagai tempat dengan
mudah dan cepat.
Keuntungan yang lain, internet bukan hanya media
penyampai tetapi juga dapat sebagai content provider. Oleh karena itu
tidak dapat dipungkiri bahwa internet merupakan sumber informasi
terbesar dan beragam saat ini. Materi suatu pelajaran merupakan
kombinasi dari beberapa elemen, antara lain : textual material,
simulation models, exercises, problems, dan feedback information, etc.
Tiap tipe dari materi tersebut dapat dijelaskan dan disampaikan dalam
beberapa cara. Hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian suatu
materi oleh penyelenggara adalah selengkap apa materi yang diberikan ke
student sehingga menimbulkan respek kepada student terhadap informasi
tersebut dan seberapa jauh materi tersebut dapat mensupport keinginan
student untuk menerima atau memahami instruksi yang diharapkan?
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan dalam proses belajar melalui internet :
- Information servers (manual, buku, expositions, bibliographies, programs, dll.)
- Distribusi materi pendidikan (texts, programs)
- Kurikulum, bimbingan pelajaran dan latihan dalam bentuk hypertext format
- Implementasi collaborative work (dynamic hypertext, conferencing system, co-writing)
- Question & answering
- Antarmuka ke lokal klien (simulasi, programming environments, tutors, dll.)
Dalam hal disain lingkungan belajar. Membentuk lingkungan belajar
artinya membentuk suatu lingkungan yang merupakan proses penyampaian
suatu sumber materi dan bagaimana strategi komunikasi yang digunakan
antara guru / dosen dan murid atau antara murid itu sendiri dalam suatu
proses belajar. Komunikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain melalui videoconference, email, chatting, ataupun melalui telepon.
Keputusan untuk menentukan desain web, email yang digunakan, juga
menginstall sistem manejemen kursus merupakan hal yang terpenting dalam
pembentukan lingkungan belajar.
Desain proses yang dilakukan penyelenggara pendidikan dapat mengikuti cara konvensional:
- Menentukan karakteristik group student.
- Spesifikasi keinginan student.
- Identifikasi subyek materi dan aktivitas penilaian.
- Menentukan strategi pengajaran.
- Desain sumber materi dan strategi komunikasi yang digunakan.
- Implementasi desain dalam bentuk percontohan dan dicobakan ke representative students
- Peninjauan dan validasi kembali desain.
- Install and deliver
- Monitor and review
Pembelajaran seni juga dapat menggunakan internet sebagai alat untuk
mencari ilmu pengetahuan tentang seni dan seklaigus sebagai alat untuk
mempublikasikan hasil karya seni. Di internet terdapat situs-situs yang
berhubungan dengan seni dan budaya budaya yang dapat dijadikan bahan
untuk belajar dan pembelajaran, tengoklah situs
http://www.indian-heritage.org/ untuk mengetahui tentang kultur india,
juga kita dapat melihat kultur budaya bali misalnya di alamat
:http://www.indo.com/interests. Anda dapat melihat budaya bali dengan
segala unsurnya :
Situs-1 : budaya india situs-2 : budaya bali
Kesimpulan Teknologi Informasi Dalam Media Pembelajaran
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan teknologi pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam belajar kemudian
dicarikan pemecahannya melalui aplikasi teknologi pendidikan. Upaya
pemecahan permasalahan pendidikan terutama masalah kualitas
pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai sumber
belajar dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat
bantu dan meningkatkan kadar hasil belajar mahasiswa.
Beberapa aplikasi teknologi pendidikan yang dapat dijadikan alternatif untuk dipilih adalah :
- Pemanfaatan sumber belajar : pembelajaran seni dapat menggunakan sumber belajar, tidak hanya dosen sebagai sumber belajar utama melainkan juga dapat memanfaatkan alat (harware), matterial berupa bahan pembelajaran, teknik dan juga setting berupa lingkungan alam sekitar yang dapat dieksplorasi lebih jauh untuk pembelajaran seni.
- Penggunaan multimedia presentasi : dalam kegiatan mengajar penggunaan multimedia sudah selayaknya untuk lebih dioptimalkan hal ini didasari atas alasan kebermaknaan hasil belajar dan maraknya perangkat multimedia seperti software misalnya power point, director dan hardware seperti multimedia projector / lcd projector.
- Penggunaan media pembelajaran : berdasarkan riset penggunaan media, pada umumnya menyatakan bahwa penggunaan media cukup efektif untuk meningkatkan hasill belajar, mengaktifkan mahasiswa dan meningkatkan motifasi belajar.pembelajaran seni dapat menggunakan pilihan media seperti video, film, media projector, dan printed matterial.
- Penggunaan pembelajaran interaktif berbasis komputer (cbi) : pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan secara konvensional (big group) namun dapat pula dilakukan secara individual (individual lerning) yang menggunakan perangkat komputer sebagai alat bantu belajar, dengan program ini mahasiswa secara aktif interaktif dapat belajar secara tuntas terhadap satu materi pembelajaran.
- Pengembangan standar operational procedur (sop) untuk pembelajaran praktikum : hal ini diperlukan untuk meningkatkan pembelajaran untuk peningkatan aspek skill melalui praktikum, dengan mengetahui prosedur sebelum praktikum diharapkan resiko ketidak efisiensian pembelajaran akan teratasi.
- Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar : internet dapat digunakan sebagai sumber untuk mengeksplorasi pengetahuan ilmu termasuk pengetahuan tentang seni dan juga dapat digunakan sebagai saran untuk publikasi informasi dan produk seni.
Sumber Referensi : Peran Penting Teknologi Dalam Media Pembelajaran Lengkap
• Alessi m. Sthephen & s.r., trollip. 1984computer based instruction
method & development,new jersley : prentice-hall, inc.
• Alan januszewski, 2001, educational technology : the development of a concept, librarion unlimited.inc.
• Alexander,s.: “teaching and learning on the word wide web”,
Terse ia http://www.scu.edu.au/
• Barbara b. Seels, rita c. Richey, 1994 , instructiuonal technology : the definition and domains of the field, aect washington dc.
• Cepi riyana, 2004, strategi implementasi teknologi informasi dan komunikasi dengan menerapkan konsep instructional technology, jurnal edutech, jurusan kurtek bandung. James, (199), school based planning in information and communication technology: principles, templates & guidelines.
Tersedia : http://csile.oise.utoronto.ca/edmind/edmind.
• Sudirman siahaan,(2002) penelitian penjajagan tentang kemungkinan pemanfaatan internet untuk pembelajaran di slta di wilayah jakarta dan sekitarnya.
• Paul g geisert,dkk, 1999. Techer, computers and curriculum :micro computer in the classroom,needham, library of congress cataloging in publication data. Http ://www.U mich.edu/~ed626/gerlach_ely/ge_main
Sumber Web : http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2010.html
• Alan januszewski, 2001, educational technology : the development of a concept, librarion unlimited.inc.
• Alexander,s.: “teaching and learning on the word wide web”,
Terse ia http://www.scu.edu.au/
• Barbara b. Seels, rita c. Richey, 1994 , instructiuonal technology : the definition and domains of the field, aect washington dc.
• Cepi riyana, 2004, strategi implementasi teknologi informasi dan komunikasi dengan menerapkan konsep instructional technology, jurnal edutech, jurusan kurtek bandung. James, (199), school based planning in information and communication technology: principles, templates & guidelines.
Tersedia : http://csile.oise.utoronto.ca/edmind/edmind.
• Sudirman siahaan,(2002) penelitian penjajagan tentang kemungkinan pemanfaatan internet untuk pembelajaran di slta di wilayah jakarta dan sekitarnya.
• Paul g geisert,dkk, 1999. Techer, computers and curriculum :micro computer in the classroom,needham, library of congress cataloging in publication data. Http ://www.U mich.edu/~ed626/gerlach_ely/ge_main
Sumber Web : http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2010.html